Minggu, 13 Februari 2011

Kelenteng Ban Hing Kiong

 

 Kelenteng Ban Hing Kiong di jalan DI Panjaitan, Kota Manado, Sulawesi Utara

Kelenteng Ban Hing Kiong lokasinya berada di tepian sebuah jalan yang lalu lintasnya cukup padat, yaitu Jl. DI Panjaitan, Manado, Sulawesi Utara. Kelenteng Ban Hing Kiong ini didirikan pada 1819, dan tampaknya merupakan kelenteng yang tertua di Sulawesi Utara. Meskipun demikian, Kelenteng Ban Hing Kiong tetap memancarkan keindahan bangunan dan ornamennya, serta terlihat masih terawat dengan baik.

Kata Ban berarti banyak, Hing adalah berkah berlimpah, sedangkan Kiong artinya istana, atau secara harafiah berarti Istana yang memberikan berkah berlimpah.  Kelenteng Ban Hing Kiong adalah kelenteng Tri Dharma, yaitu kelenteng yang digunakan sebagai tempat beribadah bagi penganut Kong Hu Cu, Tao, dan Buddha.


Pintu gerbang masuk ke dalam kompleks Kelenteng Ban Hing Kiong dengan bentuk bangunan, ornamen dan warna oriental yang khas, sementara bangunan utama Kelenteng Ban Hing Kiong tampak di latar belakang dengan halaman depan yang cukup luas.


Pintu tengah Kelenteng Ban Hing Kiong ditutup pagar bambu sebagai tanda untuk tidak masuk lewat pintu utama. Sebagaimana juga di Pura, pintu tengah biasanya hanya dibuka ketika ada acara tertentu. Ukiran sepasang burung Hong, atau Phoenix, terlihat indah bertengger di atas pintu utama maupun pintu samping.  Pintu masuk Kelenteng Ban Hing Kiong juga dijaga oleh sepasang arca singa dan sepasang ukiran naga yang melingkar di pilar kelenteng.



Sejauh yang dicatat, Kelenteng Ban Hing Kiong pernah direnovasi pada tahun 1854-1859, dan kemudian direnovasi lagi pada tahun 1895-1902.  Kelenteng Ban Hing Kiong kembali diperbaiki setelah rusak terkena pemboman tentara Jepang pada 7 September 1944. Kelenteng Ban Hing Kiong juga pernah terbakar pada 14 Maret 1970, dan pembangunan  kembali Kelenteng Ban Hing Kiong dilakukan pada tahun 1971 – 1975. Pada banyak peristiwa, kerusakan dan kehancuran memberi ruang untuk perbaikan ke tingkatan yang lebih tinggi, bagi mereka yang bisa tetap bertahan.
 

 Foto memperlihatkan ornamen dan perlengkapan ibadah khas kelenteng yang berada di ruang utama Kelenteng Ban Hing Kiong, dengan dominasi warna merah dan kuning. Sebuah hiolo (tempat menancapkan batang hio yang dibakar) tampak diletakkan menggantung di tengah ruangan. Sebuah penempatan hiolo yang tidak saya lihat di kelenteng lain.


Saya pun masuk dari pintu samping Kelenteng Ban Hing Kiong, dengan melepas sepatu. Seorang anak muda mendekat dan dengan ramah menyapa, lalu mempersilahkan saya melihat berkeliling  untuk memotret, tanpa batasan apa pun. Foto di atas adalah salah satu altar di ruang utama. Setelah berkunjung ke banyak tempat ibadah, baik kelenteng, pura, gereja, mau pun masjid, dibolehkan tidaknya memotret sangat bergantung kepada siapa yang berada di sana ketika itu, ketimbang pada kebijakan yang berlaku. Pendekatan pribadi pun kadang diperlukan.


Sebuah altar dengan ornamen patung orang suci dalam pakaian perang yang indah. Panglima perang yang masyhur, seperti Kwan Kong misalnya, Kaisar, atau pun orang yang dipercaya memiliki kelebihan atau kesucian semasa hidupnya, sering dipuja untuk mendapatkan berkah spiritual maupun berkah kehidupan.



Altar Tri Nabi Agung, yaitu Lao Tze, Buddha dan Kong Hu Cu yang berada di lantai dua Kelenteng Ban Hing Kiong. Hiolo berwarna keemasan dengan detail ornamen yang indah terlihat menghiasi altar ini.


Tiga patung dewa yang terbuat dari keramik dengan detil indah yang masing-masing menggendong seorang bayi dengan raut wajah cerah dan menyejukkan. Beberapa patung dewa ini dan beberapa ornamen di Kelenteng Ban Hing Kiong didatangkan dari daratan Cina.


Di lantai tiga Kelenteng Ban Hing Kiong disimpan dua buah meriam antik berukuran sedang yang ditempatkan di sisi kiri kanan ruangan. Meriam antik dengan ornamen indah ini konon merupakan hadiah dari VOC, yang logo dan tahun pembuatannya masih terlihat dengan sangat jelas pada batang meriam, dengan meriam tertua bertahun pembuatan 1778. Pada bagian tengah ruangan terbuka di lantai ini terdapat satu meriam antik yang tidak kalah indahnya dengan ukuran yang lebih kecil.


Kelenteng Ban Hing Kiong merupakan sebuah kelenteng cantik di kota Manado, Sulawesi Utara, yang ramah bagi para pengunjung, terutama yang ingin bersembahyang atau pun mereka yang datang untuk sekadar mengagumi keindahan bangunan, arca, ukiran dan ornamen kelenteng yang halus dan indah. Kelenteng Ban Hing Kiong adalah kelenteng yang layak anda kunjungi ketika sedang berada di kota Manado.  Sumber http://thearoengbinangproject.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar